Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 Februari 2012

Di Balik GUNUNG EMAS Terbesar Di Dunia

Awal mula cerita :

Sesuai dengan Hukum Indonesia
Surat kabar International Herald Tribune menurunkan dua tulisan bersambung mengenai praktek-praktek ‘kelabu’ yang dijalankan Perusahaan Tambang Emas dan Tembaga Amerika Freeport Mc Moran di Papua. Menurut penyelidikan yang dilakukan oleh harian The New York Times, Freeport McMoran, yang disebut sebagai perusahaan tambang emas terbesar dunia, memberi pembayaran sebesar $20 juta dolar antara 1998 sampai 2004 kepada para jendral tentara dan polisi, kolonel, mayor, kapten, dan satuan-satuan militer. Sedangkan para komandan secara perorangan menerima puluhan ribu dolar.
Freeport dalam tanggapan tertulisnya mengatakan, apa yang dilakukan sudah sesuai dengan hukum Indonesia dan Amerika. Aparat keamanan ini harus memberi perlindungan kepada 18 ribu karyawan dan tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali tergantung pada tentara dan polisi Indonesia. Demikian tanggapan tertulis Freeport.

Mematai-matai Aktivis Lingkungan
Penyelidikan The New York Times juga mengungkap bahwa perusahaan itu menyadap surat elektronik e-mail dan pembicaraan telepon untuk memata-matai para lawan, yaitu aktivis lingkungan hidup. Hal ini, demikian salah satu karyawan yang pernah mendapat tugas untuk membacai pelbagai email, dilakukan bersama-sama dengan para pejabat intelijen militer Indonesia. Mengenai hal ini, Freeport tidak bersedia memberikan komentar.
Hubungan saling menguntungkan antara Freeport dengan pemerintah dan militer bisa ditelusuri sampai tahun 1960an, ketika perusahaan itu menginjakkan kakinya di bumi Papua. Sebagai perusahaan asing pertama, Freeport membangun jalan-jalan dan infrastrukktur di wilayah yang sulit dan bergunung-gunung itu.
Untuk mengamankan wilayah dan investasinya, maka Freeport melalui James Moffet memanjakan mantan diktator Soeharto beserta para kroninya. Freeport membayar liburan mereka, uang kuliah anak-anak mereka dan membantu dalam mendapatkan kesepakatan-kesepakatan yang membuat mereka kaya. Demikian kesaksian para karyawan dan bekas karyawan.
Sebaliknya di Amerika sendiri, Moffet berpaling pada tokoh-tokoh berpengaruh seperti Henry Kissinger dan J. Stapleton Roy, mantan dubes Amerika di Indonesia. Bersama para mantan pejabat militer dan dinas rahasia CIA, para sekutu berpengaruh ini membantu Freeport McMoran dalam meniti jalan berkelok-kelok politik Indonesia. Dan pada saat yang sama semakin memperteguh keterkaitan perusahaan dengan militer.
Jatuhnya Soeharto menyebabkan Freeport harus bersikap low profile, istilah yang dipakai Moffet adalah “no tall trees” artinya “jangan ada pohon tinggi.” Di lain pihak, para aktivis lingkungan hidup makin efektif dalam berkoordinasi dan suku-suku setempat semakin resah melihat sedikitnya imbalan yang diterima dari kekayaan alam mereka yang ditambang secara besar-besaran itu. Ketegangan sosial sekitar penambangan semakin meningkat. Para komandan militer melihat ini sebagai peluang untuk dinikmati. Kalau dulu Freeport mengandalkan pada kekuataan keamannya sendiri, dan tentara memperangi pemberontak. Tapi sedikit demi sedikit, kepentingan mereka semakin terkait.



Memang tidak ada penyelidikan yang menetapkan bahwa Freeport terlibat dalam pelanggaran hak-hak azasi manusia. Tapi di mata rakyat Papua, konglomerat emas ini semakin dikaitkan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh satuan-satuan militer yang dalam sejumlah kasus menggunakan fasilitas Freeport.
Kemarahan penduduk mencapai puncaknya pada Maret 1996, dengan aksi protes terbesar yang pernah berlangsung sampai-sampai kegiatan perusahaan harus berhenti selama tiga hari. Para pemrotes merusak sekitar 3 juta dolar peralatan dan perkantoran. Menurut para pejabat Freeport, di antara perusak terdapat pria-pria berambut cepak, bersepatu boot, dan menggunakan walkie talkie.
Moffet segera terbang ke Indonesia dan bertemu dengan sekelompok perwira senior Indonesia di Hotel Hilton di Timika. Jendral Parbowo Subianto mengatakan “Moffet untuk melindungi kamu, perusahaanmu, kamu harus bantu tentara di sini.” Demikian Prabowo seperti diceritakan oleh seorang karyawan. Moffet kabarnya menjawab “katakan saja apa yang harus aku lakukan.”
Freeport McMoran menghabiskan 35 juta dolar bagi infrastruktur militer: barak, mes, jalan. Mereka juga memberi 70 LandRovers yang diganti setiap beberapa tahun. Semua diuntungkan. Freeport telah mengeluarkan sedikitnya 20 juta dolar untuk tentara dan polisi antara 1998 sampai 2004. Sekitar 10 juta dolar lainnya juga dibayarkan pada periode itu. Demikian International Herald Tribune.
New York Times :

beberapa hari yg lalu the new york times menurunkan laporan investigasi mereka ttg limbah tambang freeport-mcmoran di papua dan ttg kolusi papan atas antara petinggi militer/sipil yg bertugas di papua dng perusahaan freeport. menurut laporan, sejak 1998 freeport sdh menghabiskan tdk kurang dr us$35 juta utk membangun infrastruktur militer spt barak, kantor, jalan, dan mobil2 land cruisers/rovers utk komandan2 militer; dan us$20 juta (hampir 200 miliar rupiah) utk para jendral, kolonel, mayor dan kapten yg bertugas di wilayah tsb. menurut data yg berhasil didapat NYT, dr para petinggi militer tsb letkol togap gultom adl penerima dana terbesar. dlm separuh tahun 2001 saja, menurut data dia menerima $100,000 (sktr 1 mill rupiah) hanya utk “ongkos makan.” tahun berikutnya dia menerima lbh dr $150,000, sedangkan 10 komandan yg lain menerima $350,000 “ongkos makan.”
gak cuma ongkos2 semacam ini, menurut NYT, freeport jg membiayai jalan2 para petinggi militer dan keluarganya. brigjen ramizan tarigan misalnya mendapat tiket jalan2 utk keluarga seharga $14,000 di thn 2002. di thn yg sama mayjen mahidin simbolon menerima $64,000 utk proyek2 tdk jelas spt “dana proyek militer,” kemudian sebesar $67,000 utk “proyek kemanusian”. di jaman suharto, hal2 spt ini memang menjadi norma. freeport membiayai liburan2 dan sekolah cucu2 suharto di luar negeri. para jendral yg disebut dlm laporan semua menolak berkomentar kpd NYT. the associated press yg memuat follow-up dr laporan NYT berhasil mendapat komentar dr mayjen simbolon yg mengaku bhw memang institusi militer di papua dibiayai oleh freeport. terlebih lagi, menurut laporan yg didapat AP, antara thn 2002-3 jendral simbolon menerima $247,705 dr freeport. atas semua klaim di atas, freeport membela diri dng mengatakan bhw pengeluaran kepada unit2 militer dan komandan2 tsb bukanlah sogokan, tapi “biaya keamanan.”
membaca laporan2 tsb kesannya negara kita ini diperintah oleh segerombolan bandit atau preman yg memungut pungli dng ancaman kalau gak bayar bakal diganggu. dr laporan NYT, ada dugaan kuat bhw militer berada dibalik huru-hara thn 1996 yg menyebabkan penyanderaan bbrp pegawai freeport (kalau tdk salah ada yg meninggal dlm penyandraan tsb). jelas skl bg eksekutif freeport bhw militer ada dibalik demonstrasi anti freeport tsb, krn prabowo subianto yg menjadi bintang penyelamat mereka pd wkt itu kemudian “menyindir” bos freeport (dlm pertemuan mereka) agar memberi bantuan pd militer kalau ingin operasinya berjalan aman. menurut NYT, sejak kejadian tsb freeport setuju utk menyisihkan 1% dari revenue tahunannya utk dana pembangunan papua yg disalurkan utk pembangunan sekolah, pelayanan kesehatan dan pembangunan jalan.
sangat menggiriskan!! 1% utk papua!! tdklah heran kalau negara kita yg katanya kaya akan natural resources, apalagi papua yg punya kandungan emas terbesar di dunia (jg menurut NYT), penduduknya malah masuk kategori paling miskin sedunia (menurut saya sendiri). mental pemerintah kita adl selalu menjual kekayaan alam utk diolah perusahaan asing, dan kita cukup menerima sekian persen dr pengolahan tsb. dr sepeser yg diberikan oleh perusahaan asing tsb, banyak yg malah masuk kantong2 pribadi spt yg disebutkan di atas. yg diterima oleh rakyat indonesia?? wallahualam… only heaven knows! yg kita tau adl 1% utk papua.
hal2 spt ini yg membuat aku bengong wkt masalah ambalat dng malaysia diributkan sbg nasionalisme membela tanah air. di makassar dilaporkan org2 yg mendaftar utk berjihad di malaysia. di jawa, bbrp perguruan pencak silat siap dimobilisasi utk perang dng malaysia. salah seorang teman dekatku bahkan bilang kalau indonesia jd perang dng malaysia, dia bakal ikut sbg sukarelawan. mendengar ucapannya aku buru2 bilang bhw pemerintah indo dan malaysia berebut ambalat utk menjual hak olahnya pd 2 perusahaan tambang minyak asing. sama skl gak ada hubungannya dng membela tanah air. jadi, kataku wkt itu, cuma org bego yg mau mati utk shell, british petroleum, petrochina, dsb.
anyway, inti dr laporan investigasi NYT sebenarnya adl ttg limbah tambang yg menimbuni sungai aikwa. menurut laporan freeport sendiri, limbah tsb sepanjang 8 km2 dan di bbrp tempat sedalam 275 m. thdp teguran dr berbagai NGO lingkungan hidup, termasuk ex-mentri sonny keraf sendiri, freeport hanya mengatakan bhw limbah mereka tdk berbahaya dan bhw pembuatan pipa utk pembuangan limbah akan memakan trll bnyk biaya. tetapi, menurut bbrp agencies yg menjadi konsultan dr perusahan asuransi yg dipakai freeport, limbah tsb telah menyebabkan “massive die-off” pd vegetasi di sepanjang sungai. sample2 jg menunjukkan bhw air sungai mengandung racun yg cukup utk membunuh organisme2 sungai yg sensitif. kemunculan tumbuhan yg berwarna hijau terang sepanjang bbrp km di tepi sungai jg menunjukkan bhw kandungan tembaga dr limbah telah mencemari sungai.
dr semua ini, sekali lagi, apa yg didapat oleh orang papua?? yg kita tau cuma yg 1% tadi itu…
yg jg menarik disebutkan adl laporan investigasi yg dilakukan oleh NYT ini rupanya tdk begitu mendapat tanggapan di indonesia. hanya ada satu berita kecil di tempo, tapi tdk menyebutkan satu pun nama jendral yg diberitakan menerima duit dr freeport. ternyata kompas masih kempes, dan tempo msh spt tempe ketika berhadapan dng kakerlak2 baju ijo.
sources:
“The Cost of Gold, the Hidden Payroll: Below a Mountain of Wealth, a River of Waste,” The New York Times, 27 Dec 2005.
“Indonesian generals tell of gold miner ‘support’,” International Herald Tribune, 30 Dec 2005.




Tahukah kawan2 bahwa masa kolonial belanda, adalah seorang geolog belanda yg menemukan bukit2 emas di papua hingga menamai pegunungan tersebut dengan grasberg (gunung emas), dan sebab itu pula belanda mati2 an mempertahankan wilayah jajahan khusus papua barat, hingga menyebabkan pertempuran hebat dalam sejarah nasional. lalu dokumen ekspedisi geolog belanda tersebut tidak digubris oleh pemerintah belanda karena sibuk dengan perang dunia ke II, setelah perang dunia usai dokumen berdebu tersebut ditemukan oleh salah satu pejabat freeport di salah satu perpustakaan belanda, bagai menemukan harta karun, mereka langsung terbang ke papua dan meloby pihak penguasa ordebaru.
ternyata ada kesalahan fatal dari dokumen yg dibuat geolog belanda tersebut, disebutkan bahwa bukit2 mengandung emas hanya setinggi 100m, setelah diteliti oleh pihak freeport geolog belanda tersebut melakukan salah perhitungan, dan sekitar 400m keatas dan sampai 1km kebawah tanah, bukit2 emas tersebut mengandung emas kualitas terbaik dunia. Dan negara kita seharusnya menjadi negara adidaya dan tidak ada kemiskina karena Negara Kita punya GUNUNG EMAS TERBESAR dengan KUALIATAS TERTINGGI di Dunia !!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar